Liputan6.com, Jakarta PSSI berencana mengadakan diskusi dengan pihak kepolisian terkait pemanggilan sejumlah pemain Timnas Indonesia untuk mengikuti pendidikan kepolisian selama 5 bulan, terhitung sejak Juli 2023.
Federasi sepak bola Indonesia berkomitmen mencari jalan keluar yang memungkinkan para pemain dapat tetap mengikuti prosedur pendidikan sekaligus memperkuat Timnas Indonesia ketika jasanya sedang dibutuhkan.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, terdapat sembilan pemain Timnas Indonesia dari berbagai kelompok usia yang dilaporkan lolos seleksi untuk masuk polisi.
Advertisement
Sebanyak tujuh pemain merupakan pilar Merah Putih di U-20. Mereka adalah Kakang Rudianto, Dimas Juliano Pamungkas, Muhammad Faiz Maulana, Ginanjar Wahyu, Frengky Missa, Daffa Fasya Sumawijaya, dan Rabbani Tasnim Siddiq.
Terdapat pula dua pemain lain yang menjadi bagian dari Timnas Indonesia U-22 saat memenangkan medali emas SEA Games 2023 Kamboja, yakni Muhammad Ferarri dan Ananda Raehan.
Sayangnya pemanggilan sejumlah nama oleh institusi kepolisian ini dikhawatirkan bakal berdampak pada performa Indonesia di ajang internasional.
Pasalnya, tim sepak bola Merah Putih dijadwalkan mentas dalam berbagai kompetisi penting, mulai dari Piala AFF U-23, Kualifikasi Piala Asia U-23, Asian Games 2022, Kualifikasi Piala Dunia 2026, hingga Piala Asia 2023 awal tahun depan.
Menanggapi situasi tersebut, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan pihaknya mendukung langkah yang diambil para pemain timnas dalam rangka mempersiapkan masa depan di luar sepak bola.
Kendati demikian, ia juga berkomitmen bakal berdiskusi dengan pihak kepolisian demi mencari solusi terbaik apabila jasa anggota skuad sewaktu-waktu dibutuhkan di tim nasional.
Pernyataan Ketum PSSI soal Rencana Diskusi dengan Pihak Kepolisian
"Kan para pemain ini ingin punya masa depan juga, ada pilihan (untuk bergabung di kepolisian). Nah dengan pengorbanan mereka membawa hal-hal positif untuk sepak bola Indonesia, kita harus beri kesempatan dong," tutur Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat memberi keterangan pers di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
"Kita kasih kesempatan dulu mereka. Nanti, apakah kita ada pembicaraan khusus dengan pihak kepolisian, boleh tidak kita pinjam dulu (para pemain), tanpa merusak sistem."
"Kan sama, ketika kita seleksi (pemain untuk Piala Dunia U-17) di 12 kita, kita tidak mau ada pemain titipan. Demikian juga (di kepolisian). Yang mau jadi Polri itu banayk sekali anak muda Indonesia, tetapi alau ada kekhususan namanya kita merusak standar kepolisian dan kita tidak mau itu," tandas dia.
Advertisement
PSSI Tegaskan Tak Bakal Intervensi
Lebih lanjut, PSSI juga menegaskan tidak akan mengintervensi kepolisian terkait pemberian izin untuk para pemain tim nasional. Federasi sepak bola Tanah Air hanya berniat mengadakan diskusi, dengan keputusan sepenuhnya berada di tangan institusi tersebut.
"Coba biarkan saja (para pemain) masuk dulu, nanti kita bicara, mungkin tidak (jika) ada dispensasi beberapa waktu untuk mengikuti pertandingan. Tapi kan saya tidak bisa memutuskan. Yang memutuskan tentu dari pihak kepolisian" tutur Erick kepada awak media.
"Saya tidak bisa intervensi, tetapi saya punya komitmen mengajak bicara (pihak kepoisian). Saya tidak mau memutuskan bahwa ini bisa (diberi kompensasi), jangan. Kan kita harus saling respect. Itulah demokrasi di mana kita berembuk mencari solusi, dan saya yaki ada jalan keluar," tandas dia.